November 30, 2014

CD Reviews: Dismemberment Torture - Promo CD

DT merupakan sebuah project band dari para musisi ulung yang telah malang melintang discene Bandung. Nama-nama yang telah lama santer terdengar dibenak membuat kita tak perlu lagi menguji kadar skill mereka. Dani Papap (Ex-JASAD), Glen (BLOODGUSH), Dedra (DIGGING UP), dan Ramon (SAFFAR) merupakan para protagonis peluluhlantah gendang telinga.

Pada 2012 silam mereka merelease promo demo perdana yang memuat 2 track binal. Dalam 2 nomor tersebut DT menyodorkan paduan magis antara sisi teknikal (baca: bass) dengan riffs rapat berorientasi harmonis juga selipan beberapa bagian ‘groovy’ taktis nan kejam. Penataan ritme pun digodok sedemikian rupa hingga mampu memprovokasi para penikmat menganggukan kepala.

Kabar terkini mengabarkan, saat ini mereka tengah menyiapkan debut mini album [EP] bertajuk “Convulsion of Perfect Abomination”. Sebuah karya bengis yang mutlak harus dimiliki.
Highly recommended for maniac DEEDS OF FLESH, INVERACITY, DISGORGE, and SUFFOCATION. (8/10)

November 28, 2014

CD Reviews: Crown of Rage - Victims Oppression

Purwodadi sebuah kota kecil di Jawa Tengah ternyata menyimpan potensi untuk perkembangan scene dimasa mendatang. Dari kota tersebut lahir unit death metal mumpuni yang terbentuk melalui komposisi musikalitas death metal dengan sentuhan old school yang kuat.

Sekedar info, awalnya band ini resmi terbentuk pada Juli 2014 melalui sebuah komunitas dan karib kerabat yang cukup solid. Salah satu faktor yang patut diperhitungkan ialah sosok dari Arif Hidayatany gitaris Ex-MANTRA (Kudus Death Metal) yang notabene merupakan kakak ipar dari Hermawan Rumiyanto (Vocals). Dalam hubungan yang kini telah terikat dalam satu keluarga tersebut, mereka selalu memperbincangkan musik setiap hari hingga akhirnya membentuk sebuah band bernama CROWN OF RAGE. Kembali ke pokok ulasan, CROWN OF RAGE kali ini menumpahkan promosi via 3 track mini album [EP] berformat demo. Mini album demo ini juga merupakan sebuah karya debut mereka sekaligus momentum guna melangkah lebih jauh menuju kesuksesan di scene tanah air.

“Intro Opening” berdurasi 1 menit 46 detik lebih dulu datang memamerkan sebuah ritme yang menarik. terdengar cukup simple dan langsung tepat sasaran. Nomor “Victims Oppression” alur lebih mengarah ke groove grinding serta komposisi cenderung ‘straight forward’ dan tercium sedikit aroma fresh dari MALTREAT DEAFEN. “Place Retribution” menghadirkan karakteristik sound relatif beda. Nampak kian basah dan menggema. Riffs pun terdengar lebih padat dan berorientasi sangat rendah (downtuned). Tempo cenderung konstan tentu para pengagum CANNIBAL CORPSE pasti akan langsung kepincut dengan nomor ini.

Secara menyeluruh bisa dikatakan konsep yang mereka berikan cukup renyah dan gurih tanpa ada kesan garing dikuping. Efek dominan dari suatu instrument juga tak terlampau terlihat. Terlebih faktor bass yang sering kali dipersepsikan selalu berada pada posisi bottom line. Lain hal mereka men-set bass cukup berimbang dan bersaing dengan guitars. Alhasil mini album berjudul “Victims Oppression” ini tampak kaya dan penuh akan instrument. (7.5/10)

November 27, 2014

CD Reviews: Hypochondriac - Promo CD

Cd promo demo bertajuk “All Your Shitty Word Will Rape Your Self” akhirnya telah tuntas release via Slaughtered Records. Demo yang memuat 3 track + 1 intro (Hidden track) ini terakomodir apik lewat sentuhan style groove death metal. Mereka banyak memberikan ruang untuk riffs groovy bernyanyi ditambah dengan heavy breakdown yang dinamis, tetapi tetap tak melupakan blastbeats yang merupakan benang merah bdm.

Pemanasan dari (Hidden Track) berupa intro lebih dulu menggiring para listeners ke lahan basah headbang moshpit. Lalu nomor berikut “Shut Up”, dengan ritme cepat mendominasi pada awal-awal menit.

Terdapat juga sahutan auman deep growl, yang menarik mereka juga menyisipkan sedikit solo gitar. Nomor berikut “Radikalisme”, tak akan saya bahas panjang lebar karena yang pasti track ini telah anda kenali sebelumnya hehe.. yang juga menjadi salah satu single mereka. “Madness Queen”, nomor yang paling menarik menurut saya. Karena tak hanya memberikan sound riffs yang terdengar epic nan catchy tapi juga pintar mengatur dan memainkan tempo plus persembahan solo gitar yang kembali mereka suguhkan dengan menyegarkan ingatan ruang keji milik Gorgasm and Deeds of Flesh.

Dalam hamparan demo ini mereka memberikan porsi seimbang antara kecepatan brutal death metal dengan breakdown groovy yang nendang. Untuk ukuran sebuah demo, cd ini cukup memberi dari sekedar demo. Karakteristik sound yang basah dan tebal cocok menggambarkan apa yang sebenarnya ingin mereka tunjukan. Indikator ini seperti hendak merepresentasikan konseptual serupa dengan saudara tua yakni Kaluman (Groove Grinding Assault) dan Devormity (Groove Death Metal Suffering). Sebuah catatan sedikit, vokalis yang mempunyai karakter low growl diharapkan untuk lebih banyak eksplorasi agar dapat menemukan karakter yang kloop.
Hypochondriac unit mengerikan yang sewaktu-waktu akan membuat hidup anda menderita. (8/10)

November 26, 2014

CD Reviews: Abhira - Promo CD

Nampak banyak kalangan metalhead yang masih awam tentang band yang berasal dari kawasan Ciledug, Tangerang ini. Awal terbentuk pada tahun 2009 dengan nama awal “Gemeinschaft By Blood” hingga akhirnya pada tahun 2013 resmi merubah dan mematenkan nama ABHIRA hingga sekarang.

ABHIRA merepresentasikan konsep bermain lewat 2 kutub genre yang berbeda yakni black and death metal. Jika sekarang banyak kalangan sering menyebutnya dengan nama blackened death metal. Para pionir macam BEHEMOTH, GOD DETHRONED hingga VITAL REMAINS menjadi poros utama pemutakhiran konsep mereka. Walau terhitung belia, ABHIRA nampak cukup serius menyelami konsep gelap tersebut. Terbukti lewat lepasnya sebuah CD promo berisi 2 track Demo Version yang release via Brutal Infection Records.

Nomor “Deragatory Crusader” menjadi pembuka gerbang awal menuju sebuah kematian yang kekal. Sayatan riffing perih pengoyak kulit hingga berlumur darah beraroma anyir khas BEHEMOTH berhasil mereka hadirkan. Komposisi riffs terjaga dinamis karena tak hanya memforsir nuansa epic bm saja, melainkan juga tetap menunjukkan mereka juga gagah berada pada roots death metal. Nomor pamungkas “The Holy War” tak kalah horror dari track awal. Justru kadar riffs dm lebih menyulut perhatian karena lebih ngena ke panca indera dibanding track awal. Jika dipresentasekan mungkin perbandingan antara 70% dm dan 30% bm. Belum dengan pertunjukkan solo gitar yang sepertinya berhasil diramu untuk menampilkan suasana gelap khas daratan Skandinavia.

Harmonisasi riffing gitar yang tersusun balance nan dinamis antara sentuhan gelap khas bm dengan dm cukup membuktikan kesolidan mereka antar lini. Begitu pun dengan ketukan drum yang terangkum tak terlampau ngebut mencirikan penyampaian musikalitas mereka ingin mudah dinikmati (easy listening) setiap kalangan. Secara tak langsung mereka membuktikan blackened death metal juga tak melulu soal hamparan kecepatan tinggi. Dan pada akhirnya selera telinga lah yang berbicara. Ingin bukti? Silahkan anda kenali dan nikmati lebih jauh band satu ini. (8/10)