April 30, 2015

Jalin Kerja Sama, Sufism Bakal Rilis Mini Album Via Rottrevore Records

Photo: taken from rottrevore records facebook
Pasukan Mati - Pasca mengikat dua nama death metal, Stigmatuary serta Viscral. Kini giliran Sufism yang berhasil diangkut oleh Rottrevore Records. Band yang sempat melepas single "Dursila" pada 17 Agustus tahun lalu, menyepakati kerja sama terkait perilisan mini album mendatang.

"Rottrevore Records dengan bangga sign SUFISM untuk perilisan mini album mereka "Reptilia Buas"," tulis Rottrevore Records pada facebooknya Kamis (30/4).

Seperti diketahui label yang kini dijalankan oleh Ferly (Jasad), memang telah mengalami revitalisasi setelah sempat vakum sepeninggal Rio (RIP). Menurut rencana, Rottrevore Records juga tengah mengagendakan untuk perilisan dua album yang kini masih dalam proses pengerjaan. Keduanya yakni, Viscral "Belligerence In Patterns of Perversion" dan Stigmatuary "Decimation of Psyche".

Resmi, Hypochondriac Gabung Label Rekaman Extreme Souls Production

Photo: taken from hypochondriac facebook
Pasukan Mati - Bermimpilah setinggi-tingginya karena tidak ada yang tidak mungkin selama anda mau kerja keras dalam berkarya. Mungkin secuil ungkapan tersebut layak disemat untuk darah muda asal Padalarang, Bandung bernama Hypochondriac. Band yang November 2014 lalu merilis promo demo dalam bentuk cd, kini telah resmi mengikat kerja sama dengan label "sepuh" Bandung, Extreme Souls Production (ESP) untuk menggarap proyek album debut.

"Awal nya dari promo demo 2014 yang telah beres, kita memberikan promo demo cd kita ke om Iwan ESP. Akhirnya setelah beberapa hari, kami bisa bertemu dengan om Iwan ESP yang telah mereview promo demo tersebut dan dari situ kita melakukan pembicaraan hangat tentang produksi album sampai akhirnya kita resmi untuk bekerja sama dengan EXTREME SOULS PRODUCTION Records Label untuk proses album pertama kita.," ungkap mereka saat kami mintai keterangan via facebook (30/4).

Saat disinggung mengenai materi baru untuk debut album mendatang, mereka menuturkan telah mempersiapkan jauh-jauh hari sebelum promo 2014 lalu rilis.

"Soal materi, kita telah mempersiapkannya dari jauh jauh hari sebelum promo demo 2014 kemarin. Dan ada beberapa materi yang baru untuk kita kemas kedalam album pertama kita," ungkapnya.

Layak ditunggu album debut mereka. Dianjurkan untuk pengagum berat Pyaemia, Vomit The Soul dan Disgorge.

April 26, 2015

Rincian Info Mengenai Album Baru Obeisance

Photo: taken form Obeisance facebook. Artwork by Bahrull Marta (Abomination Imagery)
Album baru Obeisance (Surakarta Death Metal) berjudul Hegemony telah resmi rilis 25 April kemarin dibawah naungan label Fresh Blood Management dan Iron Gates Entertainment (USA). Untuk anda yang masih penasaran seperti apa musik mereka, silahkan cek terlebih dahulu salah satu lagu mereka berjudul 'Revolusi Moral Binasa' melalui tautan video youtube dibawah ini :


Berikut daftar lagu album Hegemony yang memuat sepuluh track :
  1. Intro
  2. Manipulasi Surga
  3. Tanah Air Neraka
  4. Revolusi Moral Binasa
  5. Dinasti Kegelapan
  6. Degradasi Atheisme
  7. Bangkai Mahkota
  8. Darah Anumerta
  9. Murka Setan Bertahta
  10. Dogma Condemned (Hate Eternal cover song)

Bagi kalian pengagum berat riff gitar bercorak gelap semisal, Hate Eternal maupun Morbid Angel. Harap pastikan album mereka masuk ke dalam daftar pesan anda.

April 25, 2015

CD Reviews: Cronic - Dimensi Berganti

Photo: taken from Cronic Facebook
Jika mendengar musik bergenre thrash metal, maka apa yang terlintas dalam pikiran anda? Sebuah musik tempo cepat dengan suguhan harmonisasi melodi gitar? tentu saja, namun ditangan band asal Banda Aceh bernama Cronic, paradigma tersebut seketika luntur. Yang jelas album ’Dimensi Berganti’ yang rilis pada 17 Agustus 2014 tersebut akan menjawab rasa penasaran anda.

Melalui laman resmi reverbnation Cronic (yang juga bisa anda dapatkan secara legal download), gelontoran 5 track yang mereka publish menjadi komposisi album mereka berikut sampul album serta booklet yang digarap sesederhana mungkin sesuai corak musik mereka.

3 elemen penting yakni vokal, gitar dan drum menjadi semacam sinergisme yang sengaja dikemas dengan middle tempo cenderung slowly untuk ukuran thrash metal. Disini sama sekali saya tidak menjumpai rentetan riff distortif maupun nakalnya melodi gitar layaknya thrash metal pada umumnya. Yang jelas saya hanya dapati struktural pola konstan mudah tertebak.

Ritmenya sekilas menyegarkan ingatan tentang memoar keriuhan tahun 90-an ketika masa keemasan Betrayer, Sucker Head hingga Rotor. Meski terlalu jauh juga bila disandingkan dengan nama-nama besar tersebut namun setidaknya Cronic sukses memikat guna mengenang kembali seluk beluk thrash metal dulu. Oh yaa perlu diketahui, mereka tidak hanya memeragakan gaya thrash metal, aura gelap pun seolah ikut terwakili yang salah satunya terpapar saat nomor ‘Sang Ku Riang’ meluncur deras.

Meski berbeda dari kebanyakan band bergenre thrash metal tetapi setidaknya ‘Dimensi Berganti’ mempunyai arti tentang kesederhanaan dan citra natural sebuah thrash metal. (6.5/10)

April 20, 2015

CRONIC

(Dari kiri ke kanan: Fattah - drum, Adi - gitar dan Omen - bass. Photo: taken from Cronic Facebook)
CRONIC merupakan band ber-genre thrash metal yang dibentuk tahun 1999 di Banda Aceh. Dimotori oleh Adi sebagai gitar vokal. Dalam perjalanannya di tahun 2004, CRONIC sedang mempersiapkan materi-materi album dan kompilasi, terjadi tsunami tanggal 26 desember 2004 meluluhlantakkan sebagian besar kota Banda Aceh dan menyebabkan hilangnya personil awal CRONIC.

Ditengah proses pembangunan kembali kota Banda Aceh, CRONIC bangkit kembali dan merilis EP Album “Varandah Of Mecca” Tahun 2008. Dalam tahap perubahan materi lagu dan mengikuti beberapa kompilasi, tahun 2011 CRONIC merilis EP “Teknologi Berkarat” dan Album “Dimensi Berganti” tahun 2014 dan mempersiapkan karya-karya selanjutnya.

Personil Sekarang:
Adi (Gitar - Vokal)
Omen (Bass – Vokal)
Fattah (Drum)

Diskografi:
EP Album:
- Varandah Of Mecca (2008)
- Tekhnologi Berkarat (2013)
- Dimensi Berganti (2014)

Album Kompilasi:
- Aceh Field Rebellion (2009)
- Kompilasi Muda Berpacu (2010)
- Sriwijaya Metal Compilation #1 (2013)
- Sumatera Noize (2014)

Link terkait:
- Facebook https://www.facebook.com/CRONICThrash
- Twitter https://twitter.com/CRONICThrash
- Reverbnation http://www.reverbnation.com/cronicthrash
- Soundcloud https://soundcloud.com/cronicthrash

April 16, 2015

Digging Up Publikasikan Formasi Anyar

Photo: taken from diggin up facebook
Pasukan Mati - Menurut akun resmi facebook Digging Up, dikabarkan bahwa band yang berasal dari Kota Bandung tersebut telah resmi mengumumkan masuknya 2 personil baru, mereka diantaranya Aghy Purakusuma (Vokal - Demigod) dan Teguh Prasetyo (Bass - Interfectorment).

"Hari ini kami akan memperkenalkan Line up terbaru Digging Up .. Wellcome For Next Barbarity : "Aghy Purakusuma" (Vocal) & "Teguh Prasetyo" (Bass) ... Semoga bisa bekerja sama dengan baik dan bisa menghasilkan karya yang baik ... Your Sick Boy !!! Enjoy ...," tulis Digging Up melalui akun facebook pada (10/4) kemarin.

Selain itu mereka juga memberi apresiasi terhadap Andry Gila (Eks Vokal) yang telah berkontribusi selama satu tahun hingga menghasilkan debut album "Disseminated Inapparent Infection".

"Pengalaman yang cukup memberikan suatu kontribusi yang baik selama 1 tahun ini dan mengeluarkan sebuah karya yang memang butuh waktu proses yang cukup lama .... Terima Kasih Banyak "Andry Gilanoz" untuk kontribusi selama 1 tahun ini dan melahirkan suatu karya yang GILAA (Disseminated Inapparent Infection) .. Sukses selalu untuk kedepan dan terus berkarya .. Full Support For You," tambah Digging Up.

April 14, 2015

CD Reviews: Compulsive Mutilation - Exigent Cuntlust

Awalnya saya kurang tahu banyak hal tentang band Compulsive Mutilation ini. Terlebih saya juga hanya dikirimi sebuah file berbentuk digital yang berisi 18 track beserta sampul album.

Setelah saya selidik, ternyata file tersebut merupakan album debut mereka berjudul “Exigent Cuntlust”, yang menurut rencana bakal rilis 17 April mendatang via Twin Town Tyrant Records.

Dari sebagian judul lagu yang mereka sodorkan berikut cover album yang mereka semat, saya menangkap sekilas mereka hendak menyajikan sesuatu musikalitas yang tak wajar, penuh siksaan juga dengan nuansa cipratan darah kental dimana-mana.

Meski mengklaim gaya brutal death metal, musikalitas mereka cenderung sulit tertangkap nalar. Semisal riff gitar yang tiba-tiba bermain teknikal. Dialbum ini mereka juga menyuguhkan karakter vokal secara berlapis, dengan kata lain tak hanya geraman guttural tapi juga jeritan kering.

Menggemari sebuah album yang tak lazim, pastikan “Exigent Cuntlust” berada dalam daftar pesan anda. (7.3/10)

English Version
At first I don't know many things about the band's Compulsive Mutilation. Moreover, I also just sent a digital file that contains 18 tracks along with the album cover. After my investigation, it turns out that the file is their debut album titled "Exigent Cuntlust", which is scheduled to be released next April 17 via Twin Town Tyrant Records.

Of most titles of the songs they handed following their album cover embed, I catch a glimpse of them wanted to present something that is unnatural musicality, full of torment as well with the feel of thick blood splattered everywhere.

Despite claims of brutal death metal style, they are less likely to get caught musicality reason. Such guitar riff suddenly technical play. On this album they also serve as a layered vocals, in other words, not only but also screams Guttural grunts dry.

Enjoyed an unusual album, make sure the "Exigent Cuntlust" are in your order list. (7.3/10)

April 13, 2015

CD Reviews: Shattered - New Atlantis

Seperti hendak memberikan sesuatu tema musikal yang lain dan tak melulu menyoal kekejaman maupun cipratan dari darah segar. Shattered yang notabene baru saja merilis album debut bertajuk “New Atlantis” ini justru menawarkan segmentasi konsep technical death metal lebih berwarna. Dimana mereka menciptakan sebuah keindahan astronomi tata ruang angkasa yang elok terbalut manis dengan struktur alur ritmik pola technical death metal yang terkonversi megah.

Dalam album ini tak tanggung-tanggung gelontoran sebanyak 14 track mereka persembahkan untuk anda para pengagum fast riffing semisal Obscura, Necrophagist maupun Spawn of Possession. Walaupun saya bukan penggemar berat genre technical death metal, tetapi menurut saya mereka cukup lihai mengolah genre tersebut dengan didukung karakteristik sound modern yang justru malah cenderung mengarah ke era “Cosmogenesis”.

Tak hanya menggedor ritme secara bertubi-tubi, tetapi mereka terlihat seolah cerdas dalam mengatur tempo. Intelegensi mereka seakan kian teruji ketika mereka harus dihadapkan pada suguhan tempo kapan harus bermain cepat menderu-deru ataupun lambat menghela napas.

Oh yaa tidak hanya itu, musisi handal Christian Münzner (Ex-Necrophagist, Ex-Obscura) dan Sven DeCaluwe (Aborted) pun di gaet untuk ikut terlibat dalam menggarap debut album bercita rasa ilmu astronomi ini. Anda ingin menikmati sebuah album beratmosfer technical death metal yang tidak selalu terdengar rumit, mungkin “New Atlantis” bisa menjadi sebuah pilihan. (7.8/10)

English Version
As if to give something else a musical theme and not merely questioning the cruelty and splashes of fresh blood. Shattered which incidentally has just released their debut album titled "New Atlantis" was actually offered segmentation concept of technical death metal more colorful. Where they created a layout space astronomy beauty exquisite sweet wrapped with rhythmic groove structure technical death metal pattern that converted magnificent.

In this album unsparing as many as 14 tracks they present you with the admirers of fast riffing such Obscura, Necrophagist and Spawn of Possession. Although I am not a big fan of technical death metal genre, but I think they are pretty good at treating the genre with modern sound characteristics which supported it tends to lead to an era of "Cosmogenesis".

Not only the rhythm pounded by a barrage, but they look like the smart set the tempo. Intelligence they seemed increasingly tested when they have to face the tempo treats when to play fast or slow roaring sigh.

Oh ya not only that, musicians Christian Münzner (Ex-Necrophagist, Ex-Obscura) and Sven DeCaluwe (Aborted) was in the hook to get involved in working on the debut album of this flavor astronomy. You want to enjoy an atmosphere are technical death metal album that does not always sound complicated, perhaps the "New Atlantis" could be an option. (7.8/10)

April 11, 2015

CD Reviews: Dismemberment Torture - Convulsion of Perfect Abomination

Kemunculan mini album [EP] ini sudah sejak lama saya tunggu kehadirannya, terlebih wajah familiar para personilnya yang sering wara-wiri di scene underground lokal menjadi salah satu alasan mengapa saya amat tertarik untuk mengulas mini album berjudul “Convulsion of Perfect Abomination” ini.

DT bukan hanya dirintis oleh nama besar personilnya tapi lebih dari itu, DT mampu menggarap bagaimana membuat suatu karya itu terdengar lebih alami dan natural. Sebuah karya yang saat ini mungkin sangat sulit didapat ketika telah masuk era teknologi dan serba modern yang mencengkram.

“Convulsion of Perfect Abomination” adalah sebuah bukti sahih sebuah maha karya. Secara musikalitas seperti terdiagnosis mengidap pengaruh gaya US death metal yang sangat kental. Aroma brutalitas lirikal maupun musikal amat tersaji kompleks. Yang unik dari mereka tentu kombinasi sangar fast riffing gitar Dedra dengan fingering bass khas Ramon yang terdengar teknikal. Peran Ramon juga tidak terlalu mendapat ekspos berlebih seolah didakwa untuk bermain solois dari awal hingga akhir. Dan menurut saya tarung perang kombinasi seperti ini sangat menarik untuk didengar terlebih memang diimplementasi dalam kaidah wajar (baca: tidak terlalu berlebihan).

Saya juga tidak terlalu mendengar komposisi bass yang diperlakukan layaknya instrumen pendukung yang hanya terdengar gahar pada posisi bottom line, saya justru menganggap kedua instrumen tersebut (gitar dan bass) diset dengan porsi seimbang cenderung kompetitif. Sedangkan gitar, Dedra masih mengadopsi pola fast riffing gitar meliuk-liuk yang terdengar distortif. Sering kali saya juga mendengar serentetan alur ritmik gitar semisal DEEDS OF FLESH, INVERACITY, DISGORGE hingga INHERIT DISEASE tersaji kompleks kala Dedra menyayat senjata perang dengan sangat bengisnya.

Selain gitar, drum pun mencuri perhatian. Senioritas Dani Papap yang notabene mantan penggebuk drum JASAD ini masih terlihat karismatik dan berkarakter. Tipikalnya cenderung tidak berubah sejak ia matang bersama band besar itu. Banyak album hebat yang lahir karena didukung sound optimal dan sempurna serta ditunjang dengan pemanfaatan tahap editing yang maksimal, justru “Convulsion of Perfect Abomination” adalah sebuah pengecualian, resultan seolah terdengar rill dan wajar yang justru menampar kesan modern dan catchy itu sendiri.

Saya juga tidak mengatakan bahwa drum yang mengalami proses editing berkali-kali itu menjadi sesuatu yang salah, tapi eloknya saya lebih menerima ketika output drum itu sendiri lebih terdengar wajar dan manusiawi karena disitu saya seperti mendapati sebuah esensi. Meski sepintas saya juga sempat mendengar ketukan drum seperti terjebak oleh alunan “Dissimulate Invalidity” milik INHERIT DISEASE seperti yang tersaji pada nomor “Devouring of Human Butchery” meski menurut saya hal tersebut hanya sebuah referensi sesaat saja.

Terlepas dari itu saya menganggap DT layak menyandang sebuah nama besar karena mereka memang memiliki salah satu modal kelak menjadi besar. (8/10)

April 9, 2015

CD Reviews: Hell Skuad - Liege of Inveracity

Sebuah file press release kiriman Deady Velo sempat mengagetkan saya pada awalnya. Isinya menyebut rencana mereka yang akan merilis album ketiga berjudul “Liege of Inveracity”. Keheranan seakan kian bertambah karena memang mereka baru saja merampungkan album kedua berjudul “Tortured” belum lama ini terlebih setelah itu mereka juga sempat menggarap proyek “A Rockumentary - 3 Years Tortured in Slam” dalam format DVD yang rilis via Eastbreath Records.

Entah memiliki sebuah ide yang over atau malah keinginan personil yang sulit terbendung, yang jelas Hell Skuad bisa dibilang salah satu nama grup cukup produktif.

Kemunculan “Liege of Inveracity” rupanya dijadikan juga sebagai momentum memperkenalkan formasi baru. Masuknya punggawa anyar Elazar Ibrahim yang notabene putra Eet Sjahranie (Edane) didaulat untuk mengisi posisi bass, sedangkan pasca sepeninggal Uzie kini posisi vokal diambil alih Deady Velo (gitar).

Jika dikomparasi dengan album sebelumnya, saya tidak mendengar “Liege of Inveracity” kali ini terlalu banyak perubahan struktur musikal yang signifikan, hanya saja memang kali ini mereka seperti memberikan beberapa kejutan tak terduga untuk penggemarnya.

Unsur hardcore berpadu slam groovy yang diramu masih menjadi ranah seksi untuk dinikmati. Begitu juga dengan sodoran ritme yang terhampar konstan cenderung datar dan tidak terpengaruh untuk bermain cepat menggebu-gebu. Terkesan monoton memang karena kurang variatif, tapi serangkaian gravitasi breakdown yang terdengar heavy masih tertera manis menjadi sebuah pelekat ciri identitas musik mereka yang memang terinfeksi kuat oleh bius mematikan Devourment, Waking The Cadaver hingga konsep hardcore sekaliber Hatebreed.

Lain hal point plus tersemat berupa kontribusi para pelaku musik serta owner label seperti Sofyan Hadi (Death Vomit), Armand Boy (Disembowel Recs), Boy (Sabaoth), Josh (Asphyxiate) dan Aryo (Per Dex) ikut terlibat mengemban beberapa peran cukup strategis dalam menggarap sebagian lirikal. Jangan lupa mereka juga menyaji cover song milik Brujeria dan Hatebreed yang mereka poles dengan taste mereka sendiri.

Meski saya mencermati pada track tertentu terutama pada bagian olah vokal seakan terdengar rendah dan jauh dibawah bayang-bayang instrument lain sehingga terkesan minim greget dan belum lagi seolah makin terpental jatuh oleh riffing gitar catchy maupun hentakan drum yang padat. Namun jangan salah kaprah, saya tetap menganggap Hell Skuad mampu membangun kerangka “Liege of Inveracity” dengan cukup solid.(7/10)