8 tahun nampaknya menjadi penantian waktu yang pas kembalinya sang raja kebrutalan dari tanah sunda. “Rebirth of Jatisunda” menjadi bayaran yang setimpal untuk kurun waktu tersebut. 10 track mereka muntah darahkan kedalam sajian yang benar-benar menyakitkan, tanpa kompromi, and no bullshit!.
“Machine Gun Brutal Groovy Death Metal” menjadi jargon utama album ini. Sound drum yang menghasilkan bunyi seperti senapan bermesin (Machine Gun) terus ditembakan (Abaz) kekepala para maniak death metal akut. Selain sedikit melupakan tema death and violence dari otak mereka, kini JASAD menyadang tema yang lebih mengagungkan gusti numaha agung, dan kultur budaya asli sunda, salut. Budaya yang kini telah luntur ditelan zaman dan ditambah dengan mudah masuknya budaya asing disendi-sendi kehidupan, layaknya belatung yang sedikit demi sedikit menggerogoti tubuh burung Garuda lambang kebanggaan negara kita. Kalian pasti tidak mau jika hal itu sampai terjadi? Kalau budaya kita lebih menarik untuk dikupas dan dipelajari kenapa kalian susah-susah untuk mempelajari budaya barat yang notabene bukan budaya asli kita, mungkin begitu yang ingin JASAD sampaikan di album ini. 3 bahasa mereka mix dialbum ini yakni: Sunda, Indonesia, dan Inggris. Sunda mungkin dikhususkan untuk warga masyarakat jawa barat pada umumnya. Indonesia untuk para rakyat Indonesia secara nasional dari sabang sampai merauke. Sedangkan Inggris mereka gunakan mungkin untuk penyampaian secara global/mendunia.
“Pasukan Karuhun” mengawali sesi awal kita kali ini, yakni sebuah intro yang menggambarkan suasana gelap dan ngeri. Nomor berikut ada “Nagara Ragana Naraga” datang dengan tempo cepat tanpa kompromi, elemen groovy mulai mereka sematkan dibeberapa part hingga tempo mulai melaju kencang kembali. 100% mereka menggunakan bahasa sunda untuk track ini, salut. Track selanjutnya “Fearless” menjadi track favorit gw secara pribadi, banyaknya elemen dan variasi tempo menjadikan track ini makin beragam selain juga mix lirik antara sunda dan inggris yang menawan, mantap.. Satu lagi track yang bikin gw tercengang, this song is called “Cengkram Garuda”. Sampai sekarang gw belum nemuin band yang dengan bangganya menyusupkan arti semua sila pancasila kedalam liriknya secara detail kecuali cuma JASAD. Tambah gw berdecak kagum karena track yang juga demo single ini dirilis pada saat hari kemerdekaan RI yakni tanggal 17 agustus tahun 2012 kemarin, wow.. gak salah bila kalian memfavortikan band sangar yang satu ini. “Re-Diamaton” sedikit mengagetkan karena datang tanpa ba bi bu lagi bak angin puting beliung. Duet maut guttural antara (Man) dan (Bob Rock) yang kala itu masih bersama BLEEDING CORPSE tersaji di track ini sadis..
Nomor selanjutnya diisi “Kujang Rompang” salah satu track yang juga disusun oleh (Dani Papap - ex Drums) yang kini bermain untuk DISMEMBERMENT TORTURE. Rasanya ada yang kurang bila tak mencatumkan Prabu Siliwangi menjadi bagian penting dialbum ini. Kali ini track “Siliwangi” yang akan menjelaskannya, salah satunya tentang prinsip-prinsip kebajikan tentang penggunaan 10 organ manusia demi kebaikan dan kebenaran sangat jelas tertuang ditrack ini. “Rebirth of Jatisunda” inti liriknya agak beda tipis dengan track sebelumnya tapi musikalitasnya cukup megah di middle part. “Sunyaruri” tempo awalnya cenderung datar-datar saja hingga mulai pertengahan riff-riff perulangan mereka berikan dan sedikit percikan part groovy hingga terdengar suara desahan menyeruak pada part akhir. Track akhir “Precious Moment to Die” menyelimuti nuansa keangkeran antara musik dan lirik, mereka mencoba menceritakan tentang tahapan kehidupan dari awal kelahiran, kehidupan, hingga kematian. Dan kematian menurut mereka adalah gerbang awal menuju keabadian. Innalillahiwainnalillahirajiun.
Setelah lebih kurang 40 menit menikmati bengisnya 10 track yang mereka kemas apik dan terdengar makin sangar dari album sebelumnya ini, cukuplah untuk meyakinkan bahwa JASAD, sebuah band besar kebanggaan Indonesia masih mau melibatkan kultur budaya yang telah mengakar di Indonesia sejak kakek nenek moyang dulu kedalam sisi musikalitasnya yang brutal. Apalagi cover yang dirancang oleh Timbul Cahyono alias Bvllart cukup untuk mewakili identitas Indonesia dimata dunia. Dimana pada cover jelas dilukiskan singgasana prabu siliwangi dipijak oleh seekor Garuda yang gagah perkasa ditambah dengan slip box cover hitam berlogo JASAD “Rebirth of Jatisunda” nampak sangat elegan yang konon tersedia cukup terbatas ini. Begitu juga dengan booklet layout yang tiap-tiap liriknya digambarkan sesuai dengan tema latar belakang, keren..
Sedangkan disisi lain (Oteng) FORGOTTEN menjadi sosok penting dibelakang layar untuk mahakarya ini lewat kontribusi mix and mastering-nya. Ada hal yang menarik perhatian gw karena klo gak salah sound vocal (Man) sengaja mereka set dibawah bayang-bayang sound gitar (Ferly), dan drum (Abaz) tapi tetap dengan artikulasi pattern vocal (Man) yang masih jelas dan membius para penikmat walau diatur agak down. Sedangkan sound dari bass (Yuli) juga tak bisa dilupakan begitu saja karena di part tertentu cabikannya terdengar sangat beringas belum lagi kontribusi scream-nya yang serasa mencekik kerongkongan itu. Bila ada kalimat lebih dari kata sempurna, mungkin JASAD adalah jawabanya. Untuk kalian yang belum memiliki album ini segeralah untuk membelinya atau stuff ini akan menjadi prasasti yang sangat berharga dikemudian hari. (10/10)
0 komentar:
Post a Comment