6 tahun menjadi akhir penantian panjang pasca keberingasan album debut “Resurrection of Murder” yang rilis tahun 2008 via Pieces Records. Full-length yang kala itu tergolong fenomenal dan cukup berpengaruh pada prospek scene metal di kota Bandung. Dengan pengaruh biadab antara kombinasi high-tempo ala DISAVOWED dan riffs tanpa ampun milik DISGORGE album tersebut juga menuai beragam komentar positif dari banyak pihak.
Kembali ke pembahasan, 25 Agustus 2014 menjadi tanggal keramat sang ‘terkutuk untuk menderita’ itu akhirnya termuntah ke pusaran bumi nusantara. Sebelum jadwal resmi rilis, publik terlebih dahulu diberi kesempatan mencicipi material baru mereka lewat rilisan single berjudul “Konspirasi Ajal”. Momentum ini sekaligus dimanfaatkan untuk memperkenalkan punggawa anyar Yadi Behom (ex-JASAD, ex-MOTORDEATH, ex-MORTIR, ex-NECROPSY, ex-ROTTENATOMY) yang sekarang mengisi posisi vokal menggantikan Bob Rock sang maestro guttural dari kota kembang.
Kesampingkan dulu problem salah cetak urutan track list pada back cover, ternyata eh ternyata bc hadir sedikit berbeda dengan melibatkan sentuhan heavy breakdowns peremuk tulang dan beat-beat groove penendang bokong. Lyrical masih penyambung dari album terdahulu yakni tentang pembunuhan, gore dan mutilasi, dimana nuansa bau anyir darah amat kental terasa tercium. Jika ditilik dari segi produksi rekaman tentu kesan paling kuat terletak pada sound gitar yang kasar bak gemuruh petir bercampur angin puting beliung, beruntung output masih terdengar cukup harmonis. Sengaja atau gak sound kasar seperti itu seperti hendak menyeret ke era old-school death metal macam album “Like an Ever Flowing Stream” milik DISMEMBER ataupun “Left Hand Path” milik ENTOMBED.
Sedangkan betotan bass tampak matching dengan sound gitar tanpa harus terkesan dominan ataupun jauh terlempar, sesekali juga department bass sengaja dibiarkan untuk berperan solo. Atmosfer drum yang terbalut dalam ruang blastbeats masih tersaji relatif dominan juga dengan beberapa variasi double bass drum yang kick ass. Daya pikat tentu saja terletak pada auman death growl kuyup yang diselingi dengan guttural vocal Yadi Behom. Kesan gagah bak raksasa begitu terasa dari figur sentral scene Bandung ini.
Overall, walau “Condemned to Suffer” memberikan taste berbeda dari album debut “Resurrection of Murder” tapi tingkat kerapatan dan kecepatan tergolong tak jauh beda. Peletakan fondasi musical yang kokoh ditambah dengan aransemen jempolan menjadi sebab utama anda harus memiliki album ini. Walau ada sedikit minus karena urutan track list yang gak sesuai namun itu tak jadi soal, bc tetaplah bc sebuah nama besar yang patut diperhitungkan dikancah musik metal nusantara. Beli album ini atau anda akan terkutuk untuk menderita seumur hidup !!! (8/10)
0 komentar:
Post a Comment