May 18, 2015

Obeisance - Hegemony: Bentuk Kecaman Terhadap Hegemoni

Ketika mendengar secara komprehensif “Hegemony”, maka akan timbul kesan tentang apa yang dinamakan dengan manifestasi dalam sebuah musik death metal. Seolah kegeraman akan sesuatu hal, menjadi nilai kepatutan yang mesti diimplementasikan ke dalam musik secara ekspresif bahkan dengan luapan emosi yang berapi-api. Dan Ibe Hasan (Vokal) paham betul apa yang harus ia lakukan selaku garda depan Obeisance.

Mendengar amarahnya layaknya mendapati ganasnya geraman Erik Rutan (Hate Eternal). Seakan kian mendominasi, karena memang posisinya sengaja dikedepankan ketimbang intrumen lain.

Menyuarakan pesan lirik perihal petuah sosio-religius-kultur yang jamak terjadi. Penyampaian kalimat yang populis dan sederhana pun memudahkan pendengar untuk mencerna isi pesannya tanpa harus menebak-nebak makna maupun dipaksa untuk tercebur ke dalam kosa kata penuh kerumitan. Simak saja beberapa nomor yang juga menjadi favorit saya seperti Degrasi Atheisme, Revolusi Moral Binasa, Dinasti Kegelapan, Darah Anumerta, Tanah Air Neraka dan Murka Setan Bertahta, dianjurkan untuk sambil membaca lirik agar lebih ngena maksud lagunya.

Jikalau memang boleh jujur, bila dikomparasi dengan promo yang hadir lebih dini terutama dari segi output dram, saya beranggapan “Hegemony” terdengar agak kurang natural dan menampar, entahlah mungkin saja tersentuh dengan pengaruh teknologi, akan tetapi dalam hal tersebut saya tidak serta merta langsung memvonis “Hegemony” bersalah, tidak demikian. Meski akhirnya seiring mendengarkannya secara terus menerus dengan penuh kehati-hatian, asumsi tersebut dapat saya terima.

Memuat 10 trek (intro dan cover song dari Hate Eternal), adrenalin saya seperti dibuat berguncang hebat. Begitu impresif bahkan sangat solid meski mereka terlihat masih sangat belia. Sebenarnya saya lebih terfokus untuk menyimak lirikal yang disuarakan oleh Ibe Hasan sambil membaca lirik pada secarik booklet. Intrumen (gitar, bas dan dram) seperti hanya sedang mengikuti alur ritme dari vokal saja. Jadi singkat kata, ketika mendengar “Hegemony” kesan yang paling membekas yaitu suara lantang vokal, baru kemudian setelahnya musik mereka.

Tapi secara menyeluruh bukan pula menjadikan musikalitas mereka lesu untuk disimak. Pertempuran gitar cukup menghiasi sengitnya album ini, ditambah banyak department yang didramatisasi mencipta suasana gelap juga megah. Buru album ini…!! (7.8/10)

0 komentar:

Post a Comment