Rimbunnya gedung pencakar langit lengkap dengan kepulan asap membumbung tinggi sisa hasil produksi pabrik, seolah mencipta sebuah panorama kehidupan yang saat ini jamak terjadi. Kerusakan, kekuasaan dan kegilaan dideskripsikan sebagai representasi sikap maupun tingkah polah tak lazim manusia belakangan ini, terpapar jelas pada kover depan yang digarap sendiri oleh gitaris mereka, Deny Kurniawan.
Cukup memandang sekeliling, maka mereka dapat dengan mudah menancapkan ide konsep ke dalam ruh musik tanpa harus terombang-ambing akan dramatisasi pemahaman fiksi penuh imajiner.
Perlu diketahui, Pourriture merupakan nama baru dari sekian banyaknya pengusung gaya death metal dari Kota kembang. Pourriture dibentuk pertama kali pada Desember 2011, tepatnya di Bandung, Jawa Barat. Dengan format yang diisi Andika Derajat (Vokal), Rizky Junior (Bass), Deny Kurniawan (Gitar) dan Angga (Drum) ini mereka telah menyelesaikan debut demo dalam bentuk cd maupun digital, Maret lalu (7/3/15). Dalam demo tersebut mencakup 3 lagu yang kesemuanya berbahasa indonesia.
Musik mereka seperti merujuk pada gaya death metal yang kental aura teknikal. Singkat kata, tidak hanya tercengkram pola death metal, akan tetapi juga tersengat komponen
instrumentalist yang terdengar
technical. Sebut saja seperti nomor
Panorama Fase Menggila ingatan saya seakan disegarkan kembali lewat
memorable riffs milik Spawn of Possession. Bass line terdengar sangat
audible, sayangnya memang hanya terdengar relatif dominan pada trek ini saja.
Nomor
Pondasi Singgasana Manufaktur juga tidak terlalu jauh dari senyawa yang mengumbar garukan gitar keren identik Inveracity dan Suffocation. Sempat mendengar sekelumit hantaman dram yang tidak terbendung menangkap laju gitar, namun setelahnya dapat dijejali gelontoran pukulan dram digeber begitu variatif, bahkan tidak hanya lagu ini melainkan kesemua nomor. Output drum juga ber-
impact empuk, tidak terlalu bising nan ramah ditelinga
audiens. Seraya mengiringi pattern vokal yang mengingatkan saya pada sosok alm. Raziv Rizal Sidik (Devormity) ataupun Japz (eks Siksakubur).
Overall, saya berpendapat demo ini dirancang sangat rapi bahkan dipersiapkan secara matang sejak jauh-jauh hari, pun ditempa maksimal instrumen yang terangkum secara kolektif. Tapi jika mereka menghendaki karya yang benar-benar orisinil, maka ada baiknya jika mereka memulai untuk membuat pola musik yang berkarakter kuat.
(7.8/10)